Tim Pelatih Bola Tangan DKI Jakarta yang disiapkan ke PON Papua terpaksa menyesuaikan program latihan pada anak asuhnya, dampak dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat PPKM darurat. Meski latihan tetap dilakukan pagi dan sore, namun dengan ditutupnya fasilitas olahraga termasuk tempat berlatih Bola Tangan membuat pemain hanya berlatih secara mandiri. Pelatih Tim Bola Tangan DKI Jakarta, Muhamad Arif menjelaskan pihaknya terpaksa mengubah skema dan mode latihan pemain.
"Kami sekarang latihan secara online menggunakan sebuah platform. Jadi latihannya secara live. Itu adalah salah satu strategi kami," ujarnya, Selasa (6/7/2021). Arif menjelaskan latihan online punya tantangan tersendiri. Salah satunya berkaitan dengan motivasi atlet. Motivasi atlet berbeda jika latihan secara online dengan latihan langsung bersama tim pelatih. Selain itu, kondisi tempat tinggal pemain kemungkin besar tidak sama dengan tempat latihan saat tatap muka.
"Luar biasa PR nya. Perlengkapan juga jadi masalah. Sebenarnya kami tim kepelatihan juga meramu sedemikian rupa program latihannya, supaya apa yang kami harapkan bisa tercapai," tuturnya. Dengan kondisi latihan mandiri, tim pelatih pun lebih fokus kepada penjagaan kondisi fisik pemain agar tidak menurun. Meskipun asa keinginan pemain untuk latihan langsung, namun, pihaknya bijak menyikapi kondisi PPKM yang diberlakukan sejak 3 Juli dan 20 Juli mendatang.
"Sebelumnya PPKM darurat memang sudah ada pengecualian untuk atlet pelatda namun dengan kebijakan PPKM darurat ini semua memanga ditutup tanpa pengecualian. Kami tak boleh patah arang, tetapi bagaimana kami menjaga performa tidak turun," jelasnya. Sementara itu, Cabor Handball atau Bola Tangan merupakan salah satu cabor yang diperlombakan di PON Papua, Oktober mendatang. Sebuah kabar yang membuat atlet bola tangan bahagia, termasuk atletTim Bola Tangan DKI Jakarta. Pasalnya, bola tangan sempat diragukan masuk di cabor yang diperlombakan diPON Papua.
Resmi dipertandingkan, Tim Bola Tangan DKI Jakarta pun bersiap diri. DKI Jakarta yang berhasil meloloskan dua tim, yakni tim putra dan tim putri menarget keduanya masuk ke babak final. "Kami sudah siap baik fisik dan mental untuk PON Papua. Targetnya satu medali emas, dan satunya minimal finalis," ujar Yusmar Edi selaku Manajer Tim Bola Tangan DKI Jakarta, beberapa waktu lalu.
Lanjutnya, target tersebut rasional melihat dari komposisi atlet bola tangan yang DKI Jakarta miliki saat ini. Bola tangan DKI Jakarta pun tak mau menganggap remeh provinsi lain di PON nanti, khususnya mengantisipasi kejutan dari tim tuan rumah, Papua. "Semua lawan kami anggap berat, meski level beratnya berbeda beda. Namun ada beberapa provinsi yang kami waspadai yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Kalimantan Timur. Namun, di putra saya rasa lebih berat itu Jawa Barat, dan untuk putri ada Jawa Timur," tambahnya.
Untuk mematangkan persiapan tim, Yusmar berencana membawa timnya ke Purwokerto, Juli mendatang untuk laga uji coba melawan provinsi lain yang ikut serta di PON. Tak hanya itu, Yusmar mengatakan semboyan dari gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan "Ayo Bung Rebut Kembali" menjadi semangat yang ditanamkan di atlet atletnya untuk bertarung di PON Papua nanti.